Office of Partnership and International Affairs

sekarang bukan zamannya lagi saling berkompetisi tapi zamannya bersinergi” kalimat inilah yang selalu ditekankan Rektor Universitas Bengkulu Dr. Ridwan Nurazi, S.E., M.Sc dalam pidato sambutannya pada setiap acara penandatanganan kerja sama dengan mitra Universitas Bengkulu. Konsep bersinergi dan bukan berkompetisi  kemudian menjadi prinsip dasar pada langkah stategis Universitas Bengkulu dalam membangun dan memelihara kerja sama dengan mitra baik di dalam maupun di luar negeri.

IMG_0243

Sebagaimana mengutip pemikirian Quigley (1993) Dalam karyanya “ A Culture of Synergy” yang mengatakan bahwa, Organisasi masa kini tidak dapat mengelakkan diri dari persaingan dan perubahan lingkungan usaha yang menuntutnya senantiasa merevitalisasi diri guna mengatasi tantangan-tantangan baru di masa mendatang. Untuk itu kerjasama yang dilakukan oleh anggota organisasi dituntut untuk menghasilkan inovasi, sehingga organisasi memiliki keunggulan untuk bersaing. Kualitas sinergi merupakan hasil kerjasama dalam kelompok, yang intinya didukung oleh perilaku kerjasama di antara anggotanya. Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama yang kritikal, di mana seluruh anggota kelompok berpartisipasi dan berkolaborasi dalam organisasi yang berbudaya sinergistik untuk memenuhi tuntutan organisasi.

Pemikiran Quigley diatas adalah konsep teoritis dalam menerapkan budaya sinergistik pada Student Mobility Program 2018-2019. Student Mobility Program yang awal mulanya disponsori oleh UPT Kerja Sama dan Layanan Internasional hanya mampu mengirimkan mahasiswa dalam jumlah yang sangat terbatas, padahal kwalitas kompetensi mahasiswa Universitas Bengkulu yang siap “go Internasional” jumlahnya semakin hari semakin besar, hal ini teriidentifikasi dari tingkat partisipasi mahasiswa Universitas Bengkulu yang lolos ketahap seleksi interview Student Mobility Program. Situasi menarik inilah yang kemudian mendorong Universitas Bengkulu mengambil langkah stratergis.

Bagai dayung bersambut, langkah bersinergi inipun kemudian disambut baik oleh sejumlah Fakultas, alhasil pada pelaksanaan student mobility program 2018-2019 terjadi eskalasi yang luar biasa. Jumlah mahasiswa yang diberangkatkan ke Universitas mitra di luar negeri naik menjadi tiga kali lipat. Jika pada rentang tahun 2013-2017 Universitas Bengkulu memberangkatkan rata-rata 16 Mahasiswa setiap tahunnya, maka pada tahun 2018 meningkat menjadi 60 Mahasiswa, dan untuk tahun 2019, hingga bulan Juli ini tercatat sebanyak 56 Mahasiswa yang sudah, sedang dan akan diberangkatkan.

Dari enam program yang ditawarkan, peningkatan yang cukup signifikan ada pada program community service. Jika pada tahun 2017 mahasiswa yang diberangkatkan berjumlah 5 orang, di tahun 2018 naik menjadi 10 orang dan di tahun ini meningkat menjadi 23 orang. Jumlah ini tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah seiring semakin intensnya kolaborasi bersama Universitas dan Fakultas dalam menjalin kerja sama dengan mitra universitas dibenua Asia, Eropa, Amerika, dan Australia.

 

123

Fakultas Hukum mengawali tahun 2018 lalu dengan menambah jaringan kerja sama dengan dua mitra dari negeri kincir angin Belanda, yakni School of Law Erasmus University Rotterdam dan School of Law Leiden University. Mudah-mudahan dengan sinergitas bersama Universitas, Fakultas Hukum bisa mengirimkan mahasiswa kesana minimal program sort term study.

Selanjutnya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bengkulu menjalin kerja sama dengan Kansas University, Amerika dan ditindaklanjuti dengan diadakannya kuliah umum dan Professor dari untiversitas tersebut ke Unib.

Di benua Australia, sejumlah fakultas bersinergi bersama menjalin kerja sama dengan University New England. Kerja sama ini disponsori oleh FEB, FKIP,FMIPA, dan FISIP, Sinergi ini kemudian ditindaklanjuti dengan pengiriman dua Mahasiswa pada bulan Agustus ini untuk melaksanakan Internship disana, yakni Rahmita dari Jurusan Manajemen dan Piters dari Jurusan Sistem Informasi.

Di Benua Asia, ada Faperta, FKIP dan FMIPA yang memiliki kerja sama aktif dan terus meningkatkan kolaborasi bersama Universitas. Faperta dalam dua tahun terakhir telah mengirimkan mahasiswanya melakukan penelitian di Rajamanggala University of Technologi Srivijaya, Thailand. FKIP juga telah berkolaborasi pada SEAMEO dalam program SEA Teacher Project. Fakultas MIPA juga telah bersinergi dengan universitas dalam melakukan kolaborasi penelitian dan mobility bersama Gifu University di Jepang.

1234

Fakultas memiliki aspek kelebihan lain. FISIP misalnya sudah sejak lama terlibat aktif dalam Asian Learning Network (ALN), yakni jaringan kolaborasi riset dan pengabdian masyarakat yang anggotanya tersebar di benua Asia. Namun mungkin masih perlu peningkatan dukungan untuk program Student Mobility Program.

Jejaring lain dimana UNIB terlibat aktif adalah RENPER (Regional Network on Poverty Eradication). Saat ini Rektor Universitas Bengkulu menjadi President RENPER Asia. Kita semua berharap seluruh Fakultas dapat tersus bersinergi sehingga diharapkan kedepannya bukan hanya sudent mobility program yang meningkat tapi seluruh program-program strategis Universitas dalam menuju World Class University 2025.(naga)

Visits: 50

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x