Senin, 11 Maret 2019, UPT Kerja Sama dan Layanan Internasional (KSLI) melaksanakan kegiatan Scholarship Mentoring Program. Kegiatan ini diperuntukan bagi dosen-dosen Universitas Bengkulu (Unib) dalam menyiapkan rencana riset S3 di luar negeri.
Kepala UPT KSLI, Dr. Yansen, menyebutkan bahwa agenda utama di pertemuan pertama ini adalah memperkenalkan peserta kepada mentor yang akan membimbingnya dalam menyiapkan rencana riset S3 di luar negeri. Peserta sendiri sudah memiliki rencana research-nya. Rencana riset tersebut akan dibahas bersama pementor, sehingga para dosen tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri untuk menghubungi calon pembimbing di universitas luar negeri dan juga mendaftar beasiswa.
Menurut Kepala UPT KSLI, berjuang memperoleh beasiswa yang full dibiayai pemerintah atau sposnor lainnya adalah tantangan bagi pencari beasiswa dengan tingkat persaingan semakin ketat. Maka, modal bahasa asing, rencana riset yang baik dan dapat memahami kriteria yang diinginkan penyelenggara adalah salah satu poin penting dalam mencari beasiswa.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unib, Prof. Lizar Alfansi, yang membuka acara menambahkan bahwa untuk kondisi saat ini, jumlah dosen Unib yang mengambil studi lanjut di LN semakin berkurang dibandingkan pada masa-masa awal Unib. Belajar dari pengalaman Prof. Lizar Alfansi, ketika seseorang sebelum diseleksi hal utama adalah mampu menyediakan curiculum vitae dan motivation letter yang dapat meyakinkan penyelenggara beasiswa dengan konten yang bermanfaat bagi orang lain setelah selesai study nanti. Kemudian, hal penting yang harus diperhatikan adalah mengendalikan emosi diri. Emosi untuk dapat tetap konsisten dalam menuntut ilmu di luar negeri. Selain itu, faktor bahasa juga sangat penting mengingat bahwa kecil kemungkinan seseorang masih dapat menggunakan bahasa ibunya. Langkah penting agar tetap tetap menggunakan bahasa asing dengan baik adalah memiliki hubungan sosial baik dengan mahasiswa-mahasiswa dari negara berbeda.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah menjalin hubungan yang baik dengan supervisor. Beberapa supervisor kadang kala tidak hanya bertugas sebagai pembimbing mahasiswa scholarship-nya tetapi juga dapat benar-benar menjadi fasilitator yang membantu mahasiswa bimbingannya saat memperoleh kesulitan di luar negeri.
Dr. Yansen menambahkan, “dukungan institusi sangat diperlukan untuk membantu dosen belajar ke luar negeri.” Dengan mengadakan kegiatan berupa pertemuan intensif antara mentor dengan mentee diharapkan para dosen dapat terbantu dalam menyiapkan rencana riset dan juga hal lain dalam persiapan untuk aplikasi beasiswa. Pertemuan awal ini akan diikuti dengan pertemuan lanjutan antara mentor dengan mentee selama satu bulan. Pada akhir kegiatan, para dosen peserta kegiatan akan mengumpulkan rencana riset S3 mereka. Para pementor dalam kegiatan ini adalah beberapa dosen Unib yang berpengalaman, yakni Dr Abdul Rahman (FKIP), Dr M Lutfi Firdaus (FKIP), Dr Novalio Daratha (FT), Dr Titiek Kartika (FISIP) dan Dr Yefriza (FEB).
Tujuan kegiatan ini adalah semua peserta di Scholarship Mentoring Program dapat memperoleh beasiswanya untuk belajar ke luar negeri. Para pementor juga memberikan wejangan kepada peserta bahwa mampu beradaptasi dengan kondisi sosial juga poin penting saat belajar di luar negeri. Kadang kala, permasalahan di negara sendiri belum tentu menjadi permasalahan di negeri orang luar. Mempelajari etika komunikasi adalah hal utama disaat berinteraksi dengan masyarakat luar negeri demi kebaikan diri sendiri. Prof. Lizar Alfansi menutup pertemuan ini, “Jangan pernah berhenti (belajar). Mimpi yang tinggi, memiliki strategi, dan usaha yang keras akan mampu mewujudkan impian.”
@Rahmad Andika
UPT – KSLI
Visits: 21